03 Oktober 2009

KARATE INDONESIA GAGAL MEMPERSEMBAHKAN EMAS

Karateka Indonesia Gagal Rebut EmasCetakEmail

Samarinda, (Analisa)

Dua karateka andalan tim Indonesia yakni Umar Syarif kelas +80 kg dan Donny kelas -60 kg gagal memenuhi target emas kejuaraan kejuaraan Asian Karate-Do Federation (AKF), di Guangzhou China, setelah keduanya dinyatakan kalah pada partai semifinal melawan karateka Iran dan Brunei.

"Memang diluar dugaan pada babak semifinal Umar kalah atas Zabiola Poorshab dari Iran sedangkan Doni takluk melawan Muhd Fiday dari Brunei, padahal keduanya sempat unggul dalam perolehan poin," kata Madju Daryanto, ketua Binpres Federasi Karate Indonesia (FORKI) melalui pesan singkatnya, Minggu (27/9).

Menurut Madju, gagalnya Umar dan Donny itu telah memupuskan harapan tim Indonesia untuk merebut medali emas AKF, karena keduanya memang menjadi andalan dari 21 karateka yang diberangkatkan mengikuti kejuaraan itu untuk mendapatkan medali emas.

"Sayang memang keduanya kalah, apalagi kami menilai pertandingan tidak berjalan dengan fair dan banyak merugikan karateka Indonesia," katanya.

Pihaknya sempat melayangkan protes kepada Asia Karate Federation (AKF) karena menilai wasit salah dalam memberikan keputusan pada pertandingan antara Umar Syarif dengan Zabiola Poorshab.

Sayangnya protes tim Indonesia itu tidak membuahkan hasil dan justru karateka kawakan timnas itu didiskualifikasi oleh AKF.

"Padahal kami punya rekaman pertandingan yang membuktikan bahwa Umar Syarif yang terkena pukulan, namun AKF tetap pada keputusannya dan menyatakan Umar terkena diskualifikasi," kata Madju kecewa.

Atas keputusan AKF itu pihaknya memang tidak tinggal diam, dan akan melayangkan protes ke Word Karate Federation (WKF).

"Protes ke dewan wasit AKF saya lanjutkan ke badan wasit dunia WKF. Dengan harapan WKF mengetahui tindakan wasit saat memimpin pertandingan di kejuaraan Asia di Guangzhou, China," kata Madju.

Kebaikan Atlet

"Hal itu adalah untuk kebaikan semua atlet yang tampil dalam kejuaraan Asia di masa mendatang. Bila tindakan berat sebelah selalu dilakukan oleh seorang wasit, maka perkembangan prestasi atlet karate Asia tidak mengalami kemajuan," katanya.

Melalui surat protes yang dikirim ke WKF, katanya, diharapkan mendapat perhatian serius, meski saat protes ke dewan wasit AKF dibiarkan begitu saja tanpa ada jawaban yang pasti. Hal itu sangat mengecewakan kubu tim karate nasional saat tampil di Guangzhou.

Meski di nomor beregu kumite putera Indonesia gagal melangkah ke semifinal setelah dihadang tim Jepang di pertandingan antar pool, hal itu justru membuat tim karate nasional bertambah antusias agar protes yang dikirim ke WKF mendapat perhatian.

Madju berharap, usaha keras membela atletnya dapat dipenuhi dan didengar oleh WKF. Bila hal itu berjalan lancar, katanya, dapat membenahi dunia perwasitan yang ada di kawasan Asia, sebelum melangkah ke Asian Games 2010 di Guangzhou. Kendati begitu, ia tetap memberikan dorongan semangat bagi atlet yang belum bertanding agar tidak terpengaruh dengan tindakan wasit yang dilakukan pada Umar. Dengan harapan, tim karateka nasional masih mampu menyuguhkan medali bagi Merah Putih. (Ant)

1 komentar:

belajar beladiri mengatakan...

Informasinya bermanfaat... Menambah wawasan & pengetahuan...
Thanks sobat...