16 Februari 2013

Filosofi Karate Sebagai Pembentuk Karakter Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme Sebagai Pembela Bangsa Dan Negara Indonesia.

Di kalangan masyarakat berkembang imej yang keliru tentang pemahaman karate itu sendiri baik dari segi definisi maupun inti ajaranNya,  itulah sebabnya orang awam  yang berfikir bahwa karate adalah alat produksi kekerasan dan sebagai ilmu untuk memukul atau menghancurkan manusia. Dimana inti ajaran ilmu beladiri karate itu sendiri bermuara pada keseimbangan  antara kecerdasan berfikir (Thinking Intelegencia), kecerdasan emosi (Emotion Intelegencia), serta kecerdasan spiritual (Spiritual Intelegencia). (Verly. L. Makalew : 2007). Karate sangat dipengaruhi oleh oleh filosofi yang harus dipahami dan dimengerti oleh penggiat olahraga karate tersebut.
Namun agar dapat mencapai hal tersebut atau lazim disebut  Do (jalan yang sebenarnya), seorang karateka juga harus (wajib) memiliki sikap Rei (sikap saling menghormati), Meikyo (berfikir positif), Muga ( berkonsentrasi penuh), Ushin  (melekat pada ajaran), Shubaku (senantiasa berhati lembut), Tai No Sen (senantiasa memiliki inisiatif) dan Keiko ( rajin). Apabila hal ini dipraktekan maka akan lahir karateka yang disiplin, jujur, percaya diri, sehat dan kuat. Bagi para karateka yang telah menjiwai latihan karate secara sungguh – sungguh  melalui latihan secara terus menerus dan teratur akan menemukan Myo (rahasia yang tersembunyi) berupa lahirnya instituisi, kekuatan fisik dan spiritual yang terkadang tidak dapat dicerna dengan akal sehat seperti mampu memecahkan benda – benda keras (Shiwari), Sinkang (melompat tinggi). Tuhan telah menciptakan alam dan tubuh manusia dengan berbagai tujuan, tetapi barang siapa menggunakan kepalan tangan tanpa tujuan yang mulia dan perhitungan yang matang maka ia akan kehilangan harga dirinya dihadapan Tuhan dan Manusia (http://www.fokushotokan.com/definisi.html)
Secara prinsip dalam karate, tujuan yang hendak dicapai adalah bukan untuk menghancurkan atau membinasakan lawan dan juga bukan untuk sekedar pamer kemampuan dan kekuatan otot. Akan tetapi arti dan makna dari pengajaran dalam karate adalah bagaimana pola berfikir, sikap dan tindakan seseorang untuk mengalahkan diri sendiri ketika lawan sudah di depan mata. Memberi hormat, saling memotivasi, kesetiaan/komitmen menguasai diri sendiri serta saling belajar dari karateka satunya ke karateka yang lain merupakan rangkaian tujuan dari sebuah pembelajaran seorang karateka.
Some time hard, some time sofly (suatu saat keras, suatu saat lembut).  Secara harafiah, pemahaman arti filosofi karate mengandung makna pemahaman arti menghormati, menghargai dan menolong sesama yang dapat membangkitkan jiwa nasionalisme yang patriotis sebagai pembela bangsa dan negara. Sehingga sebuah kemenangan dan kekalahan dari sebuah pertarungan/pertandingan pada akhirnya adalah merupakan sebuah hasil akhir dari proses ketekunan dan kesiapan jiwa dari karateka itu sendiri yang bermuara pada rasa syukur kepada sang pencipta. Itulah sebabnya olahraga karate dapat menjadi salah satu elemen bangsa yang yang mampu mempersatukan seluruh elemen tanpa memandang strata sosial yang berlaku di masyarakat. Sehingga karate bertujuan untuk mendidik manusia Indonesia seutuhnya dengan ciri – ciri sebagai berikut :
1.    Ketuhanan Yang Maha Esa.
2.    Setia kepada bangsa dan tanah air Indonesia.
3.    Bersifat jujur dan sportif.
4.    Berjiwa tabah.
5.    Berani.
6.    Berjiwa suka menolong sesama.
7.    Disiplin.
8.    Dapat menguasai diri.
9.    Bersikap ksatria dan sopan santun.
10. Setia kepada jiwa karate-do.

(dikutip dari berbagai sumber)