03 November 2008

FENOMENA

Berbagai wacana untuk menggelar event terus mengalir, setelah stagnasi dengan event intern hanya dengan mengikuti event-event yang digelar(selalu dadakan) oleh FORKI. Semakin menambah minimnya pengalaman bertanding bagi atlit itu sendiri. Setidaknya dengan banyak (harus)nya sebuah event akan semakin menambah pengalaman & jam terbang atlit itu sendiri selain prestise untuk Perguruan/organisasi yang bersangkutan dan si murid sendiri, entah itu berbicara cabang, daerah bahkan mungkin nasional. ” NAMA” boleh besar, ”TERIAKAN” boleh nyaring tapi mana bukti & fakta otentik yang menyatakan “NAMA & TERIAKAN” besar melaksanakan sebuah event kalau ada event (nama induk) selalu menyangkutkan " NAMA" disana?!Besar atau kecilnya sebuah event, namun bila dilaksanakan oleh organisasinya sendiri pasti ada kurang dan lebihnya, namun nilai “historis” dampaknya itulah yang memberikan efeknya. Sementara nilai kejujuran selalu dinomor 2, 3, ….1000 kan. Bagaimana kita bisa bersikap jujur, itu kembali kepada pribadi masing-masing namun dapatkan kita menjujurkan diri disaat memandang “air bening “(yunior) yang tidak mengerti apa-apa lalu kita campur dengan pewarna-perwarna yang berbeda (macam2 aliran maupun teknik) dengan cara yang tidak fair. Dominan warna mana yang akan muncul nantinya setelah dicampur beragam warna…. lalu pertanyaannya dapatkah mereka kembali “bening ” seperti semula. Jawabannya pasti TIDAK. Justru dari sanalah akan timbul persoalan baru, dalam arti apa yang kita tanam pasti hasilnya beberapa % saja sesuai dengan harapan kita. Pertanggung jawaban MORAL-lah jawaban (mungkin) pastinya. Bermacam karakter di kumpulkan pada satu dojo lalu dilatih bersama untuk memiliki karakter yang sama (PEDOMAN KARATE & SUMPAH KARATE), namun siapkah kita bila ada beberapa karakter itu menjadi jiwa “pembangkang” . Memaknai BUSHIDO, mudah untuk mengucapkannya namun ke “sana” bagaimana? Karena disana bukan ucapan yang dibutuhkan tapi sikap, sifat dan mental itulah yang diarah ke jiwa BUSHIDO. Pembelajaran diri untuk memaknai BUSHIDO masih tetap berjalan selama yang bersangkutan masih memakai atribut namanya KARATE. Membuka dan mengawali sebuah kegiatan (ranting) berarti siap dengan konsekwensinya, namun kejujuran & pertanggung jawaban selalu bertolak belakang apabila ada kepentingan. Asumsi selalu muncul ini & itu, sementara yang bersangkutan selalu menutupi kelemahan dirinya (malu hati) dengan berbagai alasan. Meluruskan sebuah kesalahan adalah hal wajib dan harus dilakukan, tapi apa yang didapat dari sana? Lumrah dan manusiawi sekali namanya sifat manusia. Harusnya kita berkaca diri, karena namanya hukum alam pasti berjalan tidak selamanya seseorang selalu diatas pasti ada kalanya dibawah. Dan yang perlu diingat adalah bagaimana kita dapat memberikan contoh yang baik kepada yunior - yunior kita dengan suatu hal "lurus" tidak berkelok-kelok.Jangan lah merasa senior kita lupakan diri bagaimana mulanya kita bisa jadi senior. Dengan demikian sebelum kita bertindak dan berkoar-koar merasa bisa namun tidak mampu melakukannya, alangkah baiknya kita berkaca pada diri sendiri karena kita tidak bisa menilai kemampuan kita pribadi tapi orang lainlah yang berbicara mengenai diri kita apa, bagaimana, kenapa, mengapa, dan siapa diri kita dari orang lain.

1 komentar:

Direct booking hotel in Bali mengatakan...

SALAM KENAL DAN TETAP KOMPAK DAN SEMANGAT SEMOGA KKI TETAP JAYA
SILAHKAN DATANG KE WEBBLOG KKI BALI
http://kushinryubali.wordpress.com/

PUTU CHRIS BUDHI SETYAWAN
DAN III